Selasa, 07 Mei 2013

Chocolate of Indonesian


Belanja Coklat Roso Jogja, Coklat dengan Citarasa Asli Indonesia

Cokelat Roso hadir menjadi sebuah jawaban tentang cokelat asli Indonesia. Cokelat Roso menjanjikan rasa cokelat yang khas dengan taste asli kuliner Indonesia.
Rasa cokelat yang berbeda segera hadir begitu sebatang Cokelat Roso masuk ke dalam mulut. Cokleta memang enak dan banyak orang suka. Tetapi yang membedakan dengan cokleta-cokelat lainnya adalah adanya rasa-rasa baru yang tidak dijumpai di coklat-cokelat lainnya. Sesuai dengan temanya setiap produknya mempunyai sentuhan taste tersndiriKeunikan Cokelat Roso juga didukung dengan kemasan khas yang menarik perhatian. Salah satu yang menarik adalah gambar ilustrasi penjual jamu gendong yang begitu pas dengan nama produk Cokelat Roso a��Jejamuana��. Kemasan yang elegan namun bernuansa local ini sangat menarik perhatian wisatawan. Tidak mengherankan apabila Cokelat Roso memiliki tempat tersendiri di kalangan pelancong atau wisatawan.


 
"MONGGO CHOCOLATE is produced in Indonesia and prepared with the utmost respect for the tradition of the great master chocolatiers. All Monggo products are made of the finest dark chocolate with 100% cocoa butter.
The best cocoa beans are selected from the Javanese, Sumatran and Celebes plantations. Each flavor has a genuine taste of Indonesian ingredients and is a creation of our Belgian chocolatier in our ‘maison de production’ in Yogyakarta.
Monggo products are natural and most of the packaging are made of recycled paper and certified FSC paper. Monggo reduces plastic as much as possible in the production process. High quality and environmentally friendly products with authentic taste of Monggo makes it the first choice in quality and taste. This site is a window into our company and our Monggo products. You can also find detailed information about the history and production of chocolate", http://chocolatemonggo.com/

Cokelat dihasilkan dari tanaman kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah.
Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM . Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kakao lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit.
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah 
Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
sumber; http://coklatbatikid.blogspot.com/2012/04/blog-post.html

20121227_Coklat_Chocomory_Buatan_Indonesia_9915.jpg
Coklat Chocomory Buatan Indonesia
Axel Sutantio Business Development Chocomory sedang mempresentasikan coklat asli buatan Indonesia yang diproduksi dari Cimory Grup yang menyajikan 27 jenis coklat di Chocomory Factory Shop Chocolate, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/12/2012). (Tribun Jakarta/Jeprima)