Rabu, 13 Februari 2013

Tentang Langit


ketika aku melihat ke atas, aku melihat langit
aku juga melihat awan dan matahari
ketika aku ingin melihat ujung langit, aku tak menemukannya
sore itu aku beriri berdua di anjungan
angin yg cukup kencang saat itu
sore itu banyak orang berlalu-lelang
hanya untuk menikmati keindahan langit senja
aku melihat matahari yg sedang bersembunyi dibalik awan
dia terlihat menghamburkan sinarnya di celah-celah awan
dia masih saja menyilaukan mata
ada genggaman erat dibahu yg membuat rasa aman
aku sedikit terkejut dan senang
cerita masih saja membaur diantara kami
senyum dan tawa slalu tercipta
dalam diampun akan terasa hangat bila didekatnya
aku memandang langit lagi dan bertanya
"mengapa awan itu tak berjalan cepat padahal angin sore ini kencang?"
"mengapa langit warna biru dan akan berubah menjadi hitam kalau sudah malam?"
kau terdiam dan berkata itu seperti pertanyaan filosofi
dan kau menjawab dgn bahasa tinggimu yg memang tidak ku mengerti
sore itu indah sekali, seperti lain dari sore yg lain
hari itu memang tidak direncanakan
tanpa melihat waktu, kami terlarut dalam canda dan kisah-kisah
seharian penuh dihabiskan berdua
senang rasanya dan sangat bersyukur
bila aku mendapat rasa yg lebih dari dulu, itu adalah kau
Tuhan memberiku makna dari perjalananku
aku mendapat yg apa adanya dan seperti yg terakhir
aku mendapat yg degdegnya membuatku hampir mati
genggamannya membuatku nyaman dan aman
memeluk lengannya serasa coklat empuk yg slaluku makan
sandaran bahunya membuatku slalu ingin terlelap bersama mimpi indah
tentang langit sore ini, aku bahagia
tentang langit yg luas dan tak ada ujungnya, seperti itu pula rasaku
semua ini tentang kau dan aku dan langit sore bersama Tuhan